Kamu dalam Kata, Sebulan Dua Hari Setelah Ketiadaan
Hampir setahun lamanya, aku baru mampu mempublisnya, ah sekarang udah agustus loh. Pada bulan ini di tahun lalu sikapmu mulai sedikit berubah. Perubahan terasa sekali di akhir Agustus dan awal September jelang beberapa hari kepergianmu. Sakit tapi aku bersyukur mengenalmu. Pernah mencintaimu, disayang dan diperlakukan sebaik itu. Tahukah kamu, kamulah orang yang pertama memperlakukanku sebaik itu.
Hari ini, sebulan jelang setahun kepergianmu. Ingin kutuliskan rindu rindu yang membeku diiringi doa doa terbaik dari orang sepapa aku. Terima kasih telah pernah memelukku, menguatkanku dan menemaniku. Semoga bahagia di tempat baru, sesekali datanglah karena kurindu kopi buatanmu dan tawa khasmu.
Maafkan aku yang masih sering nangisin
Hi tahukah kamu? Aku selalu menggunjingkanmu dengan orang yang pernah dekat denganmu. Ada banyak hal yang bisa kutarik dari obrolan itu. Tenyata aku menemukan versimu yang sama dengannya. Bayangkan aku dan orang tersebut tak henti membicarakanmu selama 24 jam.
Aku dan dia hanya berhenti ketika semuanya telah penuh dan air mata tak bisa ditahan lagi. Tak sedikit aku teruskan mengetik tentangmu meski air mata mengucur tak henti mengenangmu.
Hingga kutemukan sebuah tulisanmu yang pernah kamu kirimkan padaku dan ternyata juga kamu tulis ulang di sebuah platform. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti menangisimu, meski itu sebuah kebohongan nyata yang kupertontonkan pada diriku sendiri.
Tapi kembali lagi, aku adalah orang yang mengenalmu dengan amat sangat disaat orang lain bahkan mungkin keluargamu sendiri mengenalmu setertutup itu. Ada rasa bahagia yang mencuat keluar saat kuketahui fakta-fakta itu satu-persatu.
Kita memiliki kesamaan dibeberapa titik, mungkin itu juga yang membuat kita sedekat itu. Karena hidup seprivate itu benar-benar menyenangkan tanpa seorangpun tahu bahwa kita sedang tidak baik-baik saja.
Ada rasa yang kita simpan sendiri tanpa melibatkan orang lain, tanpa ikut menarik keluarga, orang terdekat dan orang yang kita sayangi ke dalam lingkaran sedih yang kita alami.
Posting Komentar untuk "Kamu dalam Kata, Sebulan Dua Hari Setelah Ketiadaan"
Posting Komentar