Silent Majority: Pengertian, Sejarah, dan Tujuan

Silent Majority
Masih anget bahas politik dan masih dalam perhitungan quick count atau real count? Lalu tiba-tiba ada istilah Silent Majority muncul dan kemudian trending. Apa itu? Yuk kenali lebih lanjut tentang Silent Majority.

Pengertian Silent Majority

Silent majority atau mayoritas yang diam adalah sejumlah besar orang yang tidak menyatakan pendapat dan opininya secara terbuka tentang sesuatu secara publik, seperti dijelaskan dalam laman Cambridge Dictionary. 

Menurut Merriam-Webster, silent majority adalah bagian terbesar dari populasi suatu negara yang terdiri dari orang-orang yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politiknya di depan umum.

Sejarah Silent Majority

Istilah silent majority muncul pertama kali pada tahun 1919 di surat kabar Harrisburg Telegraph yang memuat artikel tentang hak pilih pekerja di Pennsylvania.

Harrisburg Telegraph mengutip Eliza D. Armstrong yang mengungkapkan, "I represent the silent majority of women who oppose suffrage for the sex." 

Istilah tersebut kemudian digunakan dalam konteks pemungutan suara Liga Bangsa-Bangsa dan pemilihan presiden AS pada tahun 19203.

Istilah silent majority populer setelah Presiden AS 1969-1974 Richard Nixon mengimbau agar kaum mayoritas yang diam untuk mendukungnya terkait melanjutkan perang di Vietnam pada 3 November 1969. 

Dikutip dari laman History, istilah mayoritas yang diam pada saat itu merujuk pada pemilih Konservatif yang tidak berpartisipasi dalam wacana publik di AS. 

Para silent majority AS saat itu ditandai dengan tidak berpartisipasi dalam demonstrasi melawan Perang Vietnam, tidak ikut dalam budaya tandingannya, dan tidak terlibat dalam pembahasan wacana publik.

Tujuan Silent Majority

Tujuan silent majority adalah untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan politik yang besar jika mereka bersatu dan menggunakan hak pilihnya.

Silent majority sering dianggap sebagai kelompok yang terpinggirkan, diam, atau tidak dilayani oleh sistem politik. Oleh karena itu, mereka berharap dapat mempengaruhi hasil pemilihan dengan cara yang sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai mereka. 

Silent majority juga dapat menjadi sasaran bagi para politisi yang ingin mendapatkan dukungan dari kelompok ini dengan menjanjikan kebijakan yang sesuai dengan harapan mereka.

Kesimpulan

Saya harap artikel ini dapat membantu teman-teman memahami apa itu Silent Majority. Jika teman-teman ingin menambahkan atau mengubah sesuatu, silakan beritahu saya. Terima kasih.
A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.