3 Alasan Tidak Menggunakan Media Sosial Salah Satunya untuk Kesehatan Mental

Alasan Tidak Menggunakan Media Sosial. Salah satunya adalah untuk kesehatan mental dan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri.
Alasan tak Menggunakan Media Sosial
Saya sendiri termasuk orang yang tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial. Dibilang tidak memiliki akun media sosial tidak juga. Saya memiliki akun di semua media sosial, baik itu Instagram, X, Linkedin bahkan Tiktok dan semua akun tersebut pasif serta jarang sekali saya buka. 

Saya tidak memiliki facebook atau tepatnya telah menghapus akun facebook dari beberapa tahun lalu. Saya hanya memiliki akun fanpage yang dititipkan pada akun teman. Lalu apa alasan saya tidak memiliki akun-akun media sosial populer seperti yang saya sebutkan di atas. 

Alasan tidak memiliki akun media sosial

Setiap orang mungkin memiliki alasan tersendiri untuk tidak memainkan akun media sosial. termasuk saya sendiri. Saya memiliki beberapa alasan sebagai berikut. 

Terlalu banyak menghabiskan waktu 

Menurut hemat saya pribadi, saya tidak bisa mengontrol diri jika telah membuka media sosial. Tidak cukup sejam jika telah tenggelam di media sosial. 

Entah mengapa algoritma media sosial tersebut seakan-akan bisa membaca apa saja yang saya butuhkan. Sebut saja ketika saya sedang butuh blender untuk smoothie. Media sosial tersebut tiba-tiba saja merekomendasikan blender murah terbaik di kelasnya. 

Jika itu terjadi, saya makin gak bisa ngontrol kekepoan luar biasa terhadap produk-produk tersebut. Akhirnya saya jadi menghabiskan banyak waktu di media sosial hingga lupa kerja. 

Merusak mental

Opsi ini mungkin ga semua orang mengalami. Tapi hal ini sangat berpengaruh kepada saya yang memiliki mental health yang dianggap olok-olok oleh generasi sebelum saya. Seringkali mereka bilang lemah dan berkata “itu aja udah teriak mental health”. 

Entah mengapa, saya merasa stres melihat media sosial terlalu lama apalagi melihat konten-konten gak jelas dan jedag-jedug. Beberapa konten seakan-akan menjadi asap beracun bagi saya. Semakin dilihat semakin gak enak saat diotak. 

Tidak bisa lupa akan masa lalu

Semakin saya sering bermain media sosial, saya semakin kepo dengan orang-orang yang hidup di masa lalu saya. Semakin saya mencoba menghapus semakin kuat keinginan saya untuk stalking akun orang yang sangat-sangat saya sayangi di masa lalu. 

Entah mengapa saya termasuk orang yang cukup susah melupakan masa lalu. Mungkin tindakan ini disebabkan karena saya memiliki kesehatan mental yang buruk. 

Kesimpulan

Itu tiga alasan kenapa saya tidak bermain media sosial. Setiap orang mungkin memiliki alasan tertentu. Bisa jadi terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada dunia nyata atau bisa saja menjadi salah satu cara menyehatkan mental. 

Dibalik hal positif yang bisa saya dapatkan dari tidak main media sosial. Saya juga tidak sedikit mengalami kerugian saat meninggalkan media sosial. 

Saya kehilangan banyak kesempatan dan tawaran jobs untuk blog. Seperti diketahui, rata-rata perekrutan dilakukan melalui media sosial seperti ig, fb dan via whatsapp. Sementara saya sendiri sangat jarang sekali mengakses media tersebut. 

Semoga aja beberapa agensi bisa menggunakan email juga untuk tawaran kerja sama. Soalnya saya sendiri termasuk orang yang tiap hari bolak-balik cek email hingga ke spam untuk melihat semoga aja ada tawaran yang masuk. 

A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.