Operator Sekolah: 2 Suka Duka Yang Wajib Saya Kenang

Suka duka menjadi operator sekolah – Menjadi operator sekolah pernah saya jalani beberapa waktu lamanya. Sebelum akhirnya saya memutuskan hengkang dari dunia pendidikan formal dan beralih kepenulis konten berbau pendidikan. Nyambung gak sih?

Sebenarnya bukan beralih karena saya sudah dari dulu suka dengan artikel dan sesekali menulis artikel tentang pendidikan. Berbekal sumber valid dari beberapa situs. Biasanya saya bisa menyelesaikan 1 artikel dalam satu sampai dua jam saja.

Berbicara tentang operator sekolah. Banyak hal yang akan unik untuk dibahas. Operator sekolah sebenarnya terdiri dari banyak defenisi. Operator sekolah yang akan saya bahas kali ini adalah operator keuangan dan operator data siswa atau kesiswaan.

Sejarah awal mula menjadi operator

Awal mula menjadi operator, saya hanyalah operator pembantu data kesiswaan. Kebetulan sekolah tempat saya mengabdi adalah sekolah di bawah payung kementerian agama alias kemenag.

Saya melakoni operator di madrasah tsanawiyah. Jadi data kesiswaan yang dikenal biasanya adalah data eMis dan penginputan data digital lainnya. Membantu di bagian ini hampir satu tahun sebelum akhirnya saya menjadi operator keuangan.

Menjadi operator sekolah bagian keuangan sebenarnya hanyalah kebetulan dan bukan atas keinginan sendiri. Ditunjuk menjadi operator keuangan karena operator sebelumnya pindah ke sekolah dan berada di daerah lain.

Kesan pertama menjadi operator keuangan?

Kesan pertama saat menjadi operator keuangan di madrasah tempat saya mengabdi sangatlah luar biasa. Karena saya memang memiliki kesukaan akan data digital, input-input dan aplikasi.

Saya membutuhkan banyak waktu untuk belajar aturan keuangan bila dibandingkan belajar cara input data dan cara umum lainnya seperti pencairan gaji dan lain sebagainya.

Umumnya, yang tersulit adalah penyesuaian data dengan aturan keuangan yang berlaku. Bisa atau tidaknya suatu pagu atau dana dicairkan. Batas minimun, jumlah dan segala hal tentang aturan yang berlaku cukup menguras waktu dan tenaga saya saat itu.

Suka Duka Operator Sekolah

Apa saja suka duka yang di rasakan saat menjadi operator keuangan di madrasah?

Suka saat menjadi operator sekolah

Banyak sekali pengalaman menarik yang saya dapatkan saat menjadi operator keuangan madrasah. Mulai dari mengetahui dasar hukum, peraturan menteri hingga cara penggunaan dana yang baik dan benar.

Saya dapat mengetahui cara dan syarat sebuah pagu disetujui dan bisa dicairkan. Cara pengajuan tender dan lain hal. Waktu pencairan dan beberapa pasal keuangan cukup menarik perhatian saya waktu itu.

Ditambah bisa mengenal banyak operator dari berbagai daerah, kepala sekolah dan bisa berbagi ilmu tentang keuangan dan lainnya benar-benar excited bagi saya.

Selain itu, saya mendapatkan tambahan uang jajan dari uang jalan. Uang jalan biasanya saya hemat dengan naik angkutan umum ke tempat pencairan dana atau tempat pengajuan SPM yaitu KPPN.

Selain itu, saya juga mendapatkan tip dari guru-guru baik hati dan tidak sombong serta murah senyum saat SPM gaji cair hari pertama disetiap bulannya.

Sebagai anak kos di perantauan tentu tip dari mereka sangat membantu saya dalam memenuhi kebutuhan hidup atau tepatnya kebutuhan untuk bertahan hidup dari bulan ke bulan di negeri orang. Terima kasih saya ucapkan kepada mereka yang telah dengan ikhlas mengasih tip.

Duka menjadi operator sekolah bagian keuangan di madrasah?

Jika dituliskan dukanya jadi operator sekolah bagian keuangan di madrasah. Mungkin akan banyak sudut pandang serta artian atau misunderstanding dengan apa yang saya ceritakan di sini.

Tapi sejatinya ini adalah benar-benar apa yang saya alami. Bukan bermaksud untuk menyudutkan atau memberikan citra buruk pada suatu institusi.

Duka saat menjadi operator sangatlah banyak, bahkan diantaranya malah ada yang membekas sampai sekarang. Apa saja?

Saya harus bekerja tidak kenal waktu hanya demi sebuah deadline laporan keuangan. Tidak jarang saya harus lembur hingga malam bahkan subuh hanya demi laporan.

Saya harus pintar mencari celah untuk mencairkan sebuah dana dalam bentuk surat perintah membayarkan atau SPM hanya demi dana-dana tak jelas peruntukannya.

Jika dapat pimpinan yang lumayan memiliki sifat buruk. Maka bisa saja beberapa SPM hanyalah bersifat dana siluman yang setelah pencairan berhasil hilang entah kemana.

Harus bisa memilah pagu-pagu dana agar bisa dicairkan dan dicarikan celah pencairannya. Kadang dengan bunyi SPM yang terkesan tidak masuk akal.

Saya juga harus makan hati dan bergelut dengan hati kecil sendiri saat pencairan dana-dana untuk siluman yang tak tahu rimbanya.

Harus menerima gunjingan tak jelas dari orang-orang sekitar tentang ini dan itu padahal mereka sama sekali tidak mengerti dengan apa yang telah saya usahakan untuk mereka.

Karena saya berada di perantauan, saya harus tebal telinga dengar gunjingan mereka dalam bahasa daerah mereka. Mereka bergunjing di depan saya dan berpikir saya tidak paham bahasa mereka padahal saya mengerti sekali apa yang mereka katakan.

Bergunjing dengan bahasa daerah ini adalah hal yang paling menyakitkan sekaligus hal yang paling lucu yang saya alami. Padahal, kalau diperhatikan secara akademis, mereka memiliki latar pendidikan agama dan dikenal sebagai pemuka agama serta mengabdi di lingkungan pendidikan agama (madrasah).

Namun apa hal, sifat mereka sukses mengocok perutku yang mules masuk angin karena bergadang dan dituntut deadline pencairan SPM. Antara ingin tertawa dan menggamprat abis-abisan tapi apa daya ketika akal sehatku berkata –apa bedanya saya dengan mereka jika melakukan itu-.

Harus menelan pil pahit, ternyata uang membutakan mereka. Kadang, ada yang pura-pura lupa aturan dan berasa paling penting jika mereka harus ikut dalam seluruh kegiatan demi honor acara yang tidak seberapa.

Mereka lupa kalau mereka adalah ASN dan tidak layak mendapatkan honor jika acara dilaksanakan di saat jam dinas dan bertempat di tempat mereka mengabdi.

Setelah diberi jatah sebagai tim dalam acara. Mereka justru tidak ikut sedikitpun dalam menyukseskan jalannya acara. Namun akan sangat aktif bertanya kapan honor acara dicairkan. Mereka aktif menanyakan kapan bisa ditanda tangani pencairan honor.

Jika diceritakan, mungkin artikel yang saya tulis ini menyentuh ribuan kata. Kan gak lucu ada artikel ribuan kata dengan judul pengalaman jadi operator sekolah. Perlu diketahui, ini adalah pengalaman saya pribadi. Mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan artikel ini.

Anda boleh tersinggung merasa sakit hati dengan apa yang saya tuliskan. Tapi sebelum Anda marah, mohon dipertimbangkan lagi. Apakah apa yang saya tuliskan ini benar adanya atau hanya sekadar karangan belaka?

Jika benar, tak ada maksud untuk menyakiti. Hanya berharap dengan adanya artikel ini, teman-teman yang terbiasa dengan hal-hal tidak baik di atas bisa berubah dan mengubah kebiasaan tersebut.

Sayang, jika hal yang seharusnya dapat memajukan pendidikan anak bangsa harus terabaikan lagi hanya karena syahwat perut belaka.

Berharap agar teman-teman ASN lebih bersyukur dengan status aparatur sipil negara yang mereka sandang. Cobalah sesekali melihat ke bawah. Banyak dari mereka yang bersusah panyah mengais rezeki bahkan hanya untuk makan nanti sore dengan keluarga mereka.

Sekali lagi, operator madrasah, baik itu keuangan, data atau yang lainnya. Mereka juga manusia, sesekali bantulah mereka. Bahkan hanya dengan kedisiplinan data peserta didik di kelas.

Jangan sesekali meremehkan atau menghina mereka. Kadang hanya terlupa menulis gelar, sampai marah-marah dan berkata kasar.

“Woi, baik-baiklah menulis gelar, empat tahun tahun ni nyari gelarnya. Enak aja dilupain.”

Duh Gusti, sekali lagi mereka juga manusia yang kadang kelelahan. Jangan pikir input data siswa itu gampang dan mudah.

Bersyukurlah dengan apa yang telah didapatkan. Merasa cukuplah dengan apa yang dimiliki. Jangan saling menyakiti dengan kata-kata apalagi ngeghibah dengan bahasa daerah di depan orangnya langsung. Jangan perlihatkan kualitas Anda dengan cara-cara murahan seperti itu.

Terima kasih telah membaca dan mohon maaf dengan pesan keras dari artikel yang berjudul pengalaman jadi operator sekolah, suka duka yang layak dikenang ini. Semoga menyadarkan dan bisa saling meningatkan.

A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.