Aku Pernah Menyerah, Sebuah Puisi yang Berawal dari Keluh dan Desah

Aku Pernah Menyerah, Sebuah Puisi yang Berawal dari Keluh dan Desah
Aku Pernah Menyerah, Sebuah Puisi yang Berawal dari Keluh dan DesahMenyerah – Seperti biasa jika saya sedang tidak mood atau kehabisan ide dalam menulis artikel. Salah satu tips yang bisa saya terapkan adalah menulis selain artikel seperti puisi, cerpen atau cerbung atau malah opini.
Tujuan saya menulis puisi, cerpen dan cerbung tersebut hanyalah untuk memberikan jeda dan istirahat sejenak bagi otak saya untuk berpikir yang berat-berat seperti artikel yang ada di uncchu.com

Kenapa artikel di uncchu.com saya sebut berat? Itu hanya opini saya saja perihal sebuah artikel yang ada di uncchu.com. Masalahnya adalah saya selaku penulis lepas di uncchu.com menganggap sebuah artikel itu berat dikarenakan Saya sebenarnya tidak memiliki basic atau dasar sebagai seorang penulis.

Anda pasti tahu bukan? Sebagai seorang blogger menulis itu adalah yang paling berat untuk dilakukan. Sedangkan untuk masalah tema atau tampilan blog. Anda boleh membelinya dibeberapa penyedia template blogger premium.

Sebut saja Kompi Ajaib V3 Premium yang dipakai admin uncchu.com sekarang, Dia dapatkan dengan seharga 300 ribu dengan full support dari Kang Adhi Suryadhi. Nah setelah tema ter aplikasi ke blog, Tibalah saatnya memuat postingan yang berkualitas, inilah hal paling berat bagi seorang blogger. Karena menulis bukan hal gampang apalagi tidak memilik dasar sama sekali seperti saya.

Tapi balik lagi ke pepatah lama, Semakin diasah maka semakin tajamlah sebuah pisau, tapi ingat terlalu diasah pun akan membuat pisau tersebut cepat habis atau menipis karena diasah. Kurang lebih begitulah tentang menulis di sebuah blog.

Kita butuh refresing juga seperti yang saya lakukan sekarang. Saya menyempatkan untuk menulis beberapa baik puisi seperti di bawah ini. Sekali lagi saya tida ada basic standar dengan menulis, jadi mohon maklum ya jika puisinya kurang greget.

Aku Pernah Menyerah, Sebuah Puisi yang Berawal dari Keluh dan Desah

Luka ini begitu dalam
Tercabik dan merekah
Kemudian basah dan bernanah
Lalu kau dengan desah
Tahan sebentar, ini tak lama

Tak sadarkah dengan rona di wajah
Memerah dan mendekati Hitam
Menahan perih dan darah
Dan kau berucap jangan Payah

Apa harus Aku teriak
Ceritakan luka dengan gagah
Sementara hati dah sangat lelah
Didustai dengan bahasa indah

Pernah Aku menyerah
Tapi Kau tahan dengan panah
Panah yang sama dulu saat ku lengah
Meninggalkan duka dan jatuh ke lembah

---

Demikianlah beberapa bait puisi yang saya buat di saat lela menulis untuk blog uncchu.com, Puisi Dengan judul Aku Pernah Menyerah, Sebuah Puisi yang Berawal dari Keluh dan desah ini dibuat hanya untuk mengembalikan mood menulis saja. Jika teman blogger yang mampir ada tips yuk silahkan berkomentar di bawah ya. Happy Blogging saat lelah.
A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.