6 Persiapan Ramadan Terbaik ala Saya dan Ibu

Persiapan Ramadan
Persiapan Ramadan - 
Seperti biasa jika ada waktu luang saya akan berkunjung dan meninggalkan beberapa komentar relevan pada postingan yang dibuat teman-teman blogger.

Termasuk salah satu tentang persiapan menjelang Ramadan. Setiap orang dan setiap daerah tentu memiliki kebiasaan tersendiri dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Kali ini saya akan coba menulis artikel tentang kebiasaan saya tepatnya kebiasaan ibu saya dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Terinspirasi oleh persiapan Ramadan yang dilakukan dan kemudian ditulis apik oleh kak Fionaz di blog pribadinya.

Persiapan Menyambut Ramadan

Seperti penganut lainnya, ibu dan saya akan sangat bersuka-cita dalam menyambut kedatangan bulan Ramadan. 

Berikut adalah beberapa persiapan menyambut bulan suci Ramadan yang ibu lakukan, di antaranya:

Menjaga Stok Makanan

Kehidupan kami yang cukup dan pas-pasan membuat ibu berusaha sebisa mungkin menyediakan stok makanan untuk Ramadan jauh sebelum puasa pertama dijalankan agar gak keteteran.

Biasanya ibu akan menyetok beberapa makanan kering dan tahan lama. Beberapa hari sebelum Ramadan ibu akan menyisihkan beberapa ikan asin yang bagus dan cukup tahan lama.

Sebagai orang Minang yang memiliki banyak ragam jenis makanan bersantan, ibu juga akan memilih beberapa kelapa untuk dijadikan cadangan saat bulan Ramadan. Biasanya harga kelapa akan melonjak naik tak terkendali saat Ramadan masuk.

Ziarah ke Makam

Kebiasaan lain yang sering kami lakukan adalah ziarah ke tempat peristirahatan orang-orang tersayang. 

Meski makin ke sini kebiasaan ini dianggap salah oleh beberapa keyakinan orang hebat yang muncul belakangan ini.

Kami sekeluarga tetap melakukan hal-hal tersebut terlepas apa kata mereka, baik atau buruk, bid’ah atau apalah. 

Terpenting ibu selalu menanamkan pikiran positif kepada kami terkait kebiasaan dan kebudayaan orang-orang terdahulu. 

Sebisa mungkin beliau akan melihat sisi positifnya dan tidak buru-buru ikut menyalahkan.

Ibu akan mengumpulkan anak-anaknya untuk diajak berziarah ke makam nenek. Membersihkan dan kemudian bercerita beberapa kenangan indah kemudian diakhiri tangis dan doa.

Bersih-bersih

Terkait kebiasaan menyambut Ramadan, ibu akan secara aktif melakukan bersih-bersih baik di dalam rumah maupun pekarangan.

Meski memiliki rumah sangat sederhana dan pekarangan rumah yang sempit. Niat dan kebiasaan bersih-bersih tak berkurang sedikitpun dalam menyambut kedatangan Ramadan yang karim.

Jika ada uang lebih, ibu akan mengecat ulang dan membeli beberapa peralatan rumah tangga untuk persiapan Ramadan.

Cek Ulang Perangkat Salat

Tidak terlupa ibu juga akan mengecek beberapa perangkat salat seperti sajadah, talakuang, sarung, tasbih serta kupiah. Jika ada rezeki ibu akan membeli yang baru. Jika tidak, ibu akan mencucinya untuk kami.

Meski ibu tahu saya adalah sekte yang salat dengan pakaian biasa. Kadang menggunakan jeans dan oblong saja. Ibu tetap menyediakan perangkat salat terbaik buat anak-anaknya.

Balimau

Kebiasaan umum yang hampir ada di seluruh pelosok Minangkabau ini sekarang juga mengalami pro kontra. Kebiasaan yang kini dianggap sebagian orang sebagai (tradisi) sesuatu yang tidak baik ini tetap kami kerjakan.

Saya sekeluarga biasanya hanya menjadikan balimau sebagai simbolis. Menambah khidmatnya balimau untuk menyambut Ramadan, akan ada racikan kembang dan lain sebagainya. 

Racikan kembang kemudian digunakan untuk mandi sehari sebelum Ramadan tiba. Selebihnya saya dan ibu akan tetap meniatkan kebaikan dari tradisi turun-menurun ini dalam menyambut Ramadan.

Sahur Pertama Bersama

Sehari sebelum memasuki Ramadan, Ibu akan mencoba sebisa mungkin menyiapkan sahur bersama. 

Dalam makan sahur pertama ini, ibu akan menyiapkan makanan terbaik buat kami anak-anaknya.

Sekedar informasi, makan kuak ayam begitu kami menyebut sahur dalam bahasa daerah. Di lain daerah ada juga yang menyebut makan parak siang. Saya terbiasa menyebut keduanya.

Kesimpulan

Itulah beberapa persiapan saya atau tepatnya ibu saya dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. 

Meski ada beberapa yang dianggap salah oleh beberapa kelompok di masa kekinian. Kami tetap mengerjakannya dengan niat terbaik.

Saya berkeyakinan bahwa mereka orang terdahulu tentu lebih tahu dengan baik apa yang mereka ajarkan. 

Logikanya mereka yang lebih dekat hidup dengan jaman kenabian tentu lebih memahami bukan?

Sejatinya ini bukan tentang salah dan benar. Lebih ke bagaimana menumbuhkan dan membangun semangat positif dalam persiapan Ramadan. 

Penyambutan, niat dan tentunya pelaksanaan terbaik yang bisa dilakukan sebagai umat yang berkeyakinan. Bagaimana dengan teman-teman? Yuk diskusi di kolom komentar.

---

Jangan lupa untuk follow dan subscribes uncchu.com di google news dan youtube.
A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.