Review Kopi Cap Rangkiang Kaum Batu Sangka

Kopi Rangkiang Kaum – Bagi pecinta kopi seperti saya, kopi tulen atau kopi tradisional Minang menjadi passion kopi yang saya miliki. Saya sangat antusias sekali jika mendengar kopi tradisional. Termasuk kopi cap Rangkiang Kaum dari Batu Sangka ini.

Kopi Rekomendasi Dari Siapa?

Kopi Rangkiang Kaum
Kopi Rangkiang Kaum Batu Sangka

Kopi Rangkiang Kaum ini rekomendasi dari adik saya M. Rahidi yang berdomisili di kabupaten Dharmasraya. Seperti biasa, saya akan selalu antusias bicara mengenai kopi. Terutama kopi dengan citarasa klasik alias kopi Minang.

Menjawab penasaran saya, saya langsung menghubungi salah satu guru di MTsN Dharmasraya yang memiliki suami orang Batu Sangka asli. Melalui beliau saya akhirnya mendapatkan sebungkus kopi cap Rangkiang Kaum keluaran H.M.ST. Saripado.

Bagaimana Rasa Kopi Rangkiang Kaum?

Kopi yang saya pesan sebungkus ini datang sore kemaren. Dari view dan kesan pertama. Kopi ini cukup enak dilihat dengan bau cukup menyengat. Hidung kopi saya langsung mendeteksi kalau kopi ini memang terbuat dari biji kopi pilihan sesuai jargon yang terpampang di bagian samping kemasan “Kenikmatan Cita Rasa Kopi Murni“.

Pagi ini senin 5 juli 2021 ditemani guyuran hujan. Saya rasa saat yang pas untuk mencoba secangkir kopi. Saya buka kemasan Kopi Rangkiang Kaum. Bau khas kopi langsung menyerempet masuk ke dalam lubang hidung. Ada bau pahit kopi dan sedikit bau coklat.

Seperti biasa jika indera penciuman saya mendeteksi bau coklat dari bubuk kopi. Maka saya sedikit kurang suka, namun ada hal unik dari bau coklat yang saya deteksi. Aromanya hanya angin-anginan alias sangat sedikit. Bau panggangan kopi suhu tinggi jauh lebih mendominasi.

Fyi saja, di dalam kopi saya mendeteksi bau dedaunan yang cukup unik dan saya sangat kenal bau daunnya. Tapi tidak perlu saya sebutkan apa nama dedaunannya. Sebagai clue saja, dedaunan tersebut biasa digunakan dalam masakan khas Minangkabau berjenis santan.

Penyajian Yang Saya Gunakan?

Kopi Rangkiang Kaum
Kopi Rangkiang Kaum dan Jodohnya Singgang

Penyajian saya akan kopi seperti biasa. Satu sendok makan bubuang (penuh) bubuk kopi Rangkiang Kaum, dicampur 1 sendok makan tanpa bubuang (tipis/sedikit) gula. Diseduh dengan air panas mendidih selama 1 menit (dihitung dari pertama mendidih selama 1 menit).

Aroma kopi ketika diguyur air panas secara pribadi memang menyengat dan menggoda. Persis seperti yang dikatakan oleh adik saya waktu itu. Dari aroma dan bau bubuk kopi sebelum sesudah penyeduhan menunjukkan kopi cap Rangkiang Kaum memiliki kadar asam tinggi.

Oleh karena itu, sebagai penetralisir asam kopi. Saya menyediakan teman ngopi. Kali ini pilihan saya jatuh kepada singgang. Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang Engkau dustakan? Hujan, angin dan secangkir kopi bersanding singgang menjadi pasangan serasi yang membuat saya iri.

Jujur, aroma Kopi cap Rangkiang Kaum ini sangat unik. Saya coba sedikit menempelkan bibir di tepi cangkir gelas keramik hadiah dari Entrasol Quickstart Chia Seed dan menyeruput kopi panas. Hums, benar-benar enak menurut saya. Panggangan biji kopi memang sempurna hingga menghasilkan citarasa pahit pekat ala kopi hitam tradisional.

Singgang sepertinya memang cocok jadi teman ngopi untuk kopi yang satu ini. Selain sebagai penetralisir jika seandainya kopi jadi “pemanggil” asam lambung saya. Singgang akan berperan ekstra sebagai penawar kopi saat di lambung.

Pendapat Saya Untuk Kopi Cap Rangkiang Kaum

Secara keseluruhan saya memberi dua jempol untuk kualitas rasa yang ditawarkan oleh kopi yang memiliki ijin PRT dengan nomor P-IRT NO. 2101305010405-22. Selain aroma kopi murni benar-benar dipertahankan, citarasa panggangan pun cukup unik di lidah.

Namun ada hal yang saya harus garis bawahi dari kopi cap Rangkiang Kaum ini. Sebagai pecinta kopi murni, saya kurang terlalu suka dengan penambahan coklat atau aroma coklat di kopi murni. Aroma coklat di kopi cap Rangkiang Kaum mengingatkan saya pada salah satu brand kopi lokal kabupaten Solok yang memiliki aroma coklat menyengat dan ketika diseduh justru aroma coklat lebih mendominasi.

Kesimpulan

Sebagai pecinta kopi tradisional khususnya kopi asli Minang. Kopi cap Rangkiang Kaum menurut saya mewakili rasa asli kopi Minang. Selain harga yang wajar, tingkat kepekatan panggangan biji kopi dan rasanya yang unik. Kopi ini layak masuk daftar tunggu kopi yang wajib dicoba.

Tapi jangan lupa, selalu carikan jodoh kopi ini saat menikmatinya. Apalagi jika Anda adalah salah satu yang memiliki masalah dengan asam lambung.

Saya merekomendasikan ubi rebus dan singgang sebagai teman kopi. Namun jika Anda adalah pecinta kopi yang sedang melakukan diet karbo atau diet lainnya ubi rebus mungkin menjadi pilihan tepat. Jangan lupa berdoa sesuai keyakinan masing-masing sebelum mencobanya. Berminat mencoba?

A male blogger who is afraid of heights and always faints when sees blood. But once active as an HIV AIDS counselor, and an announcer on a radio.